7 Maret 2018

Potensi Desa Cabeyan

1. Sektor Pertanian

Desa Cabeyan memiliki pertanian dengan luas 157.190 ha/ m² dari luas wilayah 361.400 ha/ m² dimana pertanian di desa cabeyan dapat dikatakan cukup baik  itu terlihat masih banyaknya lahan yang dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Selain itu di dukung juga oleh keadaan tanah Desa cabeyan yang cukup subur. Sehingga potensi pertanian di desa cabeyan sangat prospektif untuk kedepannya. Sebagian besar  masyarakat Desa cabeyan memiliki mata pencaharian sebagai petani. Sehingga terdapat banyak komoditas yang mereka tanam sesuai dengan kebutuhan mereka. Komoditas pertanian yang terdapat di desa situsari antara lain: komoditas padi, jagung dan lain lain. Dimana yang sebagai komoditas utama adalah padi dan jagung.

Pola tanam pertanian di desa situsari sangat beragam ada yang pola tanam secara monokultur ada juga yang pola tanam secara polikultur. Pola tanam merupakan suatu urutan tanam pada sebidang lahan dalam satu tahun. Pola tanam terbagi dua yaitu pola tanam monokultur dan pola tanam polikultur. Pola tanam monokultur adalah pola tanam dengan menanam tanaman sejenis. Misalnya sawah ditanami padi saja, jagung saja, atau kedelai saja. Tujuan menanam secara monokultur adalah meningkatkan hasil pertanian. Sedangkan pola tanam polikultur ialah pola tanam dengan banyak jenis tanaman pada satu bidang lahan yang terusun dan terencana dengan menerapkan aspek lingkungan yang lebih baik, termasuk didalamnya masa pengolahan tanah. Untuk mendukung kegiatan dan pengetahuan para petani di Desa Cabeyan, para petani bergabung dalam kelompok tani yang terdiri dari Kelompok Tani Barokah Tani (Kelompok tani yang focus pada tanaman padi). Peran Kelompok Tani seharusnya sebagai wadah para petani untuk  berdikusi mengenai permasalahan pertanian mereka, dan juga sebagai wadah/Jembatan untuk meminta bantuan kepada pemerintahan setempat. Bantuan yang pernah di terima oleh kelompok-kelompok tani berupa pupuk , obat-obatan dan juga bibit. Menurut salah seorang petani sayuran yang bernama  Pak Narto, beliau mengatakan bahwa kelompok tani di Desa Cabeyan kurang aktif itu di sebabkan karena tidak adanya jadwal rutin untuk berkumpul atau berdiskusi antar petani. Kebanyakan petani yang terdapat di Desa Cabeyan  ini di dominasi oleh petani penggarap dengan usia yang tidak produktif lagi, hal ini terjadi karena kebanyakan para pemuda desa banyak yang merantau ke kota dan juga ke luar pulau untuk bekerja.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar